Senin, 15 Desember 2014

jawaban atas pertanyaan

Jawaban atas pertanyaan

Sebuah bisikan seakan merasuki tubuhnya, terdiam untuk waktu yang cukup lama dan langkah demi langkah mulai mengerakan tubuhnya, Setiap langkahnya member hentakan dan aku mendengari itu. Tatapan tajam seakan menyayat semua sisi-sisi dinding bangunan tua yang sudah tak terawat lagi. Langkahnnya terhenti pada selembar kertas lusuh lengkap dengan tetesan pena namun tak dapat diartikan.

Memperhatikannya. Aku memperhatikan setiap langkah wanita muda itu, dengan t-shirt  hitam polos dan jeans serta sepatu kulit yang terlihat kotor seperti tak pernah ia bersihkan, dia melangkah memasuki area dalam bangun tua yang tak berpenghuni.

Seakan  mencari sesuatu, matanya mulai beraksi menatap lebih dalam lagi dan mata ku juga tak henti-hentinya menatap apa yang dia lakukan.  Kedatangannya seakan memberi sebuah pertanyaan dan jawaban pada setiap lukisan tua yang berdebu termasuk diriku, dan aku merasakan itu.

Aku merasakan gesekan tangan ditubuh ku dan tiupan angin yang seakan membersih kan tubuhku dari debu-debu dan jaring laba-laba yang sudah lama menempel sejak aku ditinggalkan ditempat ini. 

Wanita muda itu memandangi dan mencari arti dari selembar kertas dan lukisan-lukisan abstrak yang  ia temukan.

Perhatianku  tiba-tiba saja tertuju  pada sebuah bekas goresan ditangan kanannya.

 Dan, aku merasakan itu!

Aku tau itu! Baru aku sadari dan ternyata itu dia.

Dia gadis kecil ku dulu yang sekarang tumbuh dewasa, tapi mengapa dia tak mengenali dan menyadari bahwa itu aku.

Saling bertatapan, dia mulai menatapku dan aku yakin dia masih mengenaliku.

Tapi tunggu, dia tak mengenali ku lagi. Seakan menyesakan dada gadis kecil ku tak mengenali ku, dia kenapa? Apa yang terjadi? Mengapa dia tak mengenaliku? Dengan memberi pertanyaan besar,yang aku sendiri tak tau apa jawaban dari semua ini.

Seakan  melupakan semuanya, dia dengan begitu mudahnya meleparkan ku , tanpa ia mengingat tentang kenangan dulu, kenangan dimana aku yang menjadi sahabatnya_sahabat satu-satunya.

Ingin ku teriak dan bertanya, apa yang terjadi?

Berjalan lurus tanpa menghiraukan ku yang menangis tanpa suara karna perlakuannya, langkah demi langkah menuju  pintu keluar. Seperti tak menemukan apa yang  ia cari, dia mempercepat langkahnya semakin jauh  hingga tak  kulihat dan  ku dengar lagi hentakan suara sepatunya.

Kembalilah gadis kecil ku, sahabatmu ini membutuhkan mu, aku kesepian. Mungkin saat ini hanya air mata yang bisa mengerti keadaan  ku.

Bertahun-tahun kita berpisah dan berharap bisa bertemu dengan  mu  lagi, namun apa yang kudapat dari penantianku selama ini? Gadis kecil ku tak mengenali sahabat kecil nya lagi.


Memberi  pertanyaan dan jawaban yang aku  tak tau  itu, mungkin nanti dia kembali lagi setelah aku tau arti dari pertanyaan dan jawaban yang dia berikan.

2 komentar: