Senin, 01 Agustus 2016

Kata Kita: SENJA TAK LAGI KEMBALI

Kata Kita: SENJA TAK LAGI KEMBALI: Senja tak lagi kembali Pada akhirnya genggaman itu terlepas juga. Tatapan mata itu tak seperti biasanya, dan pelukan itu menjadi peluka...

SENJA TAK LAGI KEMBALI

Senja tak lagi kembali

Pada akhirnya genggaman itu terlepas juga. Tatapan mata itu tak seperti biasanya, dan pelukan itu menjadi pelukan terakhir. Ketakutan ku. Apa yang sedang terjadi?, apa yang sebenarnya dia rencanakan? Mengapa ini seperti nyata, aku ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.
Tubuh ini terasa kaku. Namun langkah kaki tak ingin berhenti, seperti akan terjadi sesuatu. Perlahan tangan ini mulai untuk membuka  pintu kamar pria masa depan. Terhenti untuk sesaat, bisikan untuk tidak melakukannya, namun harus aku lakukan. Jika tidak, aku tidak akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sebenarnya yang pria masa depanku itu rencanakan?, apa yang dia sembunyikan?. Tak ada lagi yang bisa menahan rasa penasaran ku ini, dan pintu itu terbuka. Aku hanya terdiam, dan tak mampu untuk berkata apa lagi. Tubuh ku terasa tertancap ribuan pisau, dan terhempas di padang krikil yang tajam. Dada ini terasa sesak, aku ingin segera pergi, berlari sekencang-kencangnya hingga hilang ditelan bumi.
Tepat didepan mata, dia pria masa depan ku, telah menghancurkan seluruh mimpi dan harapan utnuk bahagia bersama. pengkhianatan yang menyakitkan, terjadi didepan mata. Sakit, terasa sangat-sangat sakit, hingga aku merasa tak kuat melihatnya. Pisau-pisau yang begitu tajam menancap begitu dalam. Luka yang dalam telah tercipta, luka yang akan sulit disembuhkan, luka yang datang dengan begitu tiba-tiba.
Menyakitkan sekali. pria masa depan, menghadiah kan ku dengan pengkhianatan yang sangat sulit untuk aku bayangkan. Betapa teganya dia, menghancurkan segala impian indah untuk bersama, sungguh tak dapat lagi aku berfikir jernih. Apa yang telah terjadi, membuat ku takut, aku takut, sangat takut. Hingga tak dapat aku percaya, dia yang sebegitunya mencintai ku hingga tega berkhianat.
Apaa benar cinta itu menyakitkan? Bila itu yang terjadi, akan ku tinggalkan cinta lalu pergi. Tak pernah kurasakan cinta yang indah sebelumnya, dirimu memberi kan nya. Dan tak pernah aku rasa kan kesakitan teramat sakit, dan kamu menunjukannya pada ku. setan mulai memperdaya diriku, segala macam upaya untuk berbuat yang tidak-tidak seperti menguncang isi kepala. Aku mencoba untuk menenangkan diri, menghindari hal yang burukiakan terjadi.
Aku benci pria masa depan ku namun aku masih mencintainya.
Aku pernah merasakan betapa indah nya cinta. aku pernah sangat mempercayai cinta itu, hingga akhirnya kepercayaan itu terkhianati. Sakit,sangat-sangat sakit, dada ini terasa sulit untuk bernafas, tubuh ku terhempas dipasang krikil yang tajam. Kecewa? Aku sangat-sangat kecewa, dan kini tak ada lagi kepercayaan untuk cinta itu, dan tak ada lagi untuk cinta, tak ada lagi. –ish-
Kita bertemu secara yang tidak kita sengaja dan kita berpisah karna ketidak sengajaan juga, pengkhianatan yang tidak dirimu ingin aku ketahui. Dirimu seperti bom atom bagi ku, menghancurkan seluruh isi hati dan jiwa ku. jahat! Kamu sangat-sangat jahat!.
***
Aku mulai kembali menjalani kehidupan seperti biasanya, mulai membiasakan diri tanpa dia (yang sekarang bukan lagi menjadi pria masa depan ku). namun sangat sulit untuk memulai, rasa rindu akan kenangan yang tercipta bersama dia, membuat terasa sangat berat untuk aku jalani. Rasa benci bercampur amarah, malah semakin menyiksa batin ini. aiisshh, ini benar-benar sangat menyiksa ku.
Menetes air mata itu, sekuat tenaga untuk bertahan, namun akhirnya aku kalah, lagi-lagi aku kalah. Rindu ini terasa berat, bersama kenangan yang tak bisa terlupakan. Apa kabar kamu? Bahagiakah kamu sekarang? Dan jika kamu bertanya dengan pertanyaan yang sama pada ku, jawaban ku adalah “ aku merindu” “aku membutuhkan dirimu”.-ish-
Terasa sepi hati ini, tanpa kehadiran mu pria masa depan.
Telah banyak ku habiskan pena, hanya untuk menuliskan bahwa aku sangat merindukan mu, terlepas dari pengkhiantan yang diri mu lakukan. Buku agenda kecil ini menjadi saksi, betapa bosannya dia dengan coretan-coretan segala tentang mu, merindukan dirimu. Aku hanya bisa mengadu pada nya, sebab semua sahabat telah bosan dengan curhatan tentang dirimu, kamu yang dengan jelas telah mengkhianati diriku. Kata “bodoh” telah menjadi hal biasa sekarang bagi diriku, aku selalu menunggu dirimu kembali, seberapa keras aku mencoba untuk melupakan dirimu, aku tidak bisa! Kamu orang yang pertama kali bisa memahami ku. orang-orang yang hanya mengerti ku tapi tidak untuk memahami diriku, dan itu Cuma kamu, kamu orang nya.
Cinta pertama ku, dan ciuman pertama ku.
Aku takut untuk memulai kembali, aku takut terluka kembali,aku takut pengkhianatan itu kembali lagi. Kamu, kenapa kamu tega melakukan itu pada ku? kenapaaaaa??? Setelah kebagian yang kamu ciptakan, kenyamanan yang kamu berikan, kamu hantarkan pada ku, pengkhianatan yang dengan jelas-jelas aku saksikan dengan mata kepala ku sendiri. Betapa jahat nya dirimu, tapi mengapa aku tak bisa melupakan dirimu.
Sebegitu berartinya dirimu, hingga aku kehilangan semangat, aku tak bisa merasakan rasa cinta itu lagi. Hati ku telah terkunci dan aku kehilangan kunci itu. Kekecewa yang sangat mendalam, menempati diri ku ini, aku takut, aku sangat takut.
Bagaimana cara aku untuk mengakhiri ini semua? Sedangkan aku tau senja yang aku tunggu tak akan lagi kembali. Aku mencoba meyakinkan diriku, bahwa engkau bukan lah milik diriku lagi, engkau hanya masa lalu ku. dan itu percuma saja, aku semakin merindukan dirimu.
Tahun telah berganti dan kamu masih saja menghatui pikiran ini. aku ingin membenci dirimu, tapi aku tak bisa. Telah habis air mata , dan hati ini telah penuh dengan debu, terbiarkan dengan ke kosongan tanpa penghuni. Pengap, sepi dan penuh dengan debu, diriku terasa sangat menyedihkan. Luka yang kamu ciptakan begitu hebat, dan aku hancur karna dirimu.
Hati lain menyapa “ ku dengar kau sedang mengalami depresi hati? ya aku pun tak jauh beda, masih berjalan sendiri tanpa ada sang pemilik hati. aku ada dua gelas kopi, mari nikmati bersama sembari bercakap-cakap membuang gengsi masing-masing. Jika kau sudah mulai nyaman, ayo kuajak jalan-jalan sambil menyanyikan lagu kemesraan.-mds-
Namun hati ini masih saja menutup diri, dan masih bepegang teguh dengan “saya kecewa, sangat-sangat kecewa” –ish- . sampai kapan aku harus terus-menerus seperti ini, dengan bodohnya menunggu dia yang telah mengkhianati dan masih mencintai nya. Apa yang harus aku lakukan, agar aku bisa melupakan segala tentang dirinya, dan membuka kembali pintu hati yang telah lama terkunci ini.
Aku hanya belum siap untuk terluka kembali, sebab luka yang diriku alami ini seperti membunuhku. Move on itu bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan, banyak proses yang harus dilakukan. Dan prose situ sangat lah menyakitkan.
Untuk kalian, apakah kalian tau bagaimana rasanya ditinggalkan dan dikhianati saat sedang merasakan sayang-sayang nya? Percayalah itu sangat menyakitkan,diri ku mengalami itu.
Lagi dan lagi aku kalah, aku tak bisa bertahanan. Aku tersiksa dengan keadaan yang seperti ini, haruskah aku kembali menyerah? Membiarkan rasa rindu ini menyiksa diri ini, dan membiarkan hati ini tetap kosong tanpa penghuni.
***
Aku berupaya untuk tidak mengingat dia lagi, aku tidak akan memaksa hati dan pikiran itu untuk melupkan, namun aku akan mengalir seperti air mengikuti alurnya. Dan hingga nanti dirinya dan kenangan akan hilang dengan perlahan. Mungkin akan membutuhkan waktu yang lama dan batin yang kuat untuk tidak gagal dalam pertahanan.
Dan mulai sekarang aku mencoba mensugestikan diri, bahwa tidak semua cinta itu menyakitkan, dan aku harus bangkit agar tidak hidup seperti kehidupan yang menyedihkan seperti diriku sekarang ini. Mungkin sekarang pria masa depan ku dulu telah benar-benar menemukan kebahagiaanya hingga dirinya tak berniat untuk kembali lagi padaku. Seberapa keras aku berusaha untuk dia kembali dan mencoba untuk memaafkan kesalah besar dirinya, tetap saja takdir allah yang menentukannya. Dirimu memang cinta pertama ku, orang yang dapat memahami ku, orang yang memberi kebahagia dan kenyaman, orang yang menjaga ku dengan seepenuh hati, yang memberi semangat lebih untuk bangkit disaat aku terjatuh, dan diriku mungkin tidak bisa memberi itu semua untuk mu. Dirimu mungkin akan lebih bahagia dengan yang lain.
Penyesalan terbesar, melepaskan genggaman itu,menyia-nyiakan pelukan itu. Ego yang dulu menjadi pedoman,membuat aku kehilangan dia. Apa kabar kamu yang pernah aku harapkan untuk menjadi masa depan ku. –ish-
Aku pun juga menyadari sesuatu, apa yang telah terjadi bukan lah semua kesalahan dirimu, namun juga kesalahan ku. aku yang menyia-nyiakan genggaman mu, yang mementingkan ego ku dari pada nasehat mu. Aku yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain dan selalu ingin menang sendiri. Sekarang aku paham, kamu tidak pernah melakukan pengkhianatan tapi aku yang menyia-nyiakan kesempatan. Semua bermula dari ke egoisan diri ku, dan aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus benar-benar melepaskan dirimu. Rindu ini adalah petunjuk dari sebuah penyesalan.
Senja ku memang tak lagi kembali namun diriku berharap nanti nya aku bisa menemukan sang fajar,yang menyayangiku seperti dirimu menyayangi diriku. Mungkin tidak sama, namun setidaknya memberi kebahagiaan,kenyaman,dan menjaga dengan versinya sendiri. Akan aku pastikan untuk tidak menyia-nyiakan nya lagi. Perlahan aku melepaskan dirimu pria masa depan ku, aku pun akam mencoba untuk bangkit lagi, menacari kebahagian yang mungkin bukan berasal dari diri mu. Bahagialah dan aku disini akan mencoba untuk memulai semua kembali.
“ketika hati itu ditakdirkan untuk tidak kau miliki jangan lah memaksa, sebab itu akan menjadi pertanda buruk untuk sebuah hubungan”-ish-
“kopi itu tak se enak biasanya terlalu pahit dan juga dingin, coba lah untuk menambahkan sedikit gula agar terasa lebih nikmat, dan sajikan selagi masih panas bila terlanjur dingin, bisa kah kau membuatkan yang baru untuk ku?” –ish-


-Sekian-
Hasil tak pernah mengkhianati proses nya.

Cerpen ini terinspirasi dari sahabat ku dan sedikit ku tambahkan kisah percintaan ku, ini bukanlah cerpen yang pertama, namun yang ke sekian-sekian dan aku sangat berterima kasih untuk yang telah meluangkan waktunya untuk mebaca dan terima kasih untuk sahabat-sahabat yang selalu menemani hari-hari ku : Yolly Setiawan, Hanyfa Ayu Diningrum, Nia Maulidhina, FemaErs, Meta Dwikrisna, Nadya Hardiyanti, Adi Rillo Pamungkas J