Pesan ayah
Teringat aku
tentang sebuah pesan, pesan dimana sebelum merpati itu terbang tinggi dengan
bebasnya, hari itu ku putuskan untuk pergi merantau ke kota orang, pergi untuk
mengejar cita-cita.
“Dunia itu keras
dan jangan pernah kecewakan keluarga”,pesan ayah sebelum keberangkatan ku.
Siang dan malam terasa begitu cepat seakan tak sabar akan keberangkatanku untuk memulai kehidupan baru, kehidupan dimana jauh dari fasilitas yang selama ini aku miliki, kehidupan dimana aku yang selama ini selalu diremehkan dan selalu dianggap anak manja, akan aku buktikan bahwa aku tak seperti yang kalian fikirkan.
Pagi itu tepat pukul 08.00 kehidupan baru ku dimulai, merpati itu terbang jauh tinggi dan terbang bebas tanpa ada satupun hambatan.
Ayah benar dunia luar tak seperti yang aku bayangkan, dunia luar itu keras!
Mencoba untuk beradaptasi dengan dunia luar. Memulai sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Mungkin itu terlihat asing bagiku, namun aku telah memilihnya dan mau tak mau aku harus menjalani kehidupan baruku, aku tak ingin mengecewakan keluarga ku yang telah memberikan kepercayaaan padaku.
Seminggu berlalu, mungkin masih bisa aku jalani. Hari terus berganti ke minggu ke bulan dan aku baru merasakan yang namanya perjuangan hidup, hidup yang benar-benar keras.
Ku raih telepon genggam ku diatas meja dan mulai mencari nama ayah dikontak telepon.
Menunggu
Masih menunggu
Menunggu ayah mengangkat telepon, hingga terdengar jawaban panggilan dari ayah.
Ayah: halo, assallamua’alikum
Aku: wa’alikum sallam
Ayah: ada apa dek?
Terdengar isakan tangisku yang mungkin tak bisa terbendung lagi, aku terus menangis dan menangis, higga ayah mengulang prtanyaannya dan mulai bertanya.
Ayah: ada apa dek? Mengapa kamu menangis?
Aku: ayah benar dunia luar tak seindah yang aku bayangkan, dunia luar ini ke(hikshikshiks)..ke(hikshikshiks) keras(hikshikshiks).
Ayah: (terdiam untuk beberapa saat) itu sudah jadi keputusan mu dulu, bukankah ayah dan ibu telah mengingatkan mu untuk berfikir lagi, namun kamu tetap dengan ego mu sendiri. Jalani saja apa yang ada sekarang ini dan jangan pernah kecewakan kami yang telah memberikan kepercayaan padamu.
Aku: iyah ayah, aku janji dan aku akan buktikan jika aku mampu dengan semua ini.
Ayah: ayah yakin kamu bisa, dan ayah juga yakin kalo kamu tidak akan mengecewa kepercayaan keluarga mu. Jaga dirimu baik-baik yah.
Aku: iyah ayah, salam pada ibu, aku sayang kalian semua.
Ayah: kami juga sayang kamu, sudah sekarang kamu siap-siap berangkat kekampus( ayah memutuskan pembicaraan)
Aku: assallamu’alaikum.
Ayah: wa’alaikum sallam.
Tututut, suara telpon terputus dan setidaknya percakapan ku dan ayah dari telepon tadi bisa memberi semangat untukku. Thanks ayah dan ibu, aku janji tak akan ku kecewakan keprcayaan kalian dan akan aku buktikan jika aku mampu.
I LOVE U MOM AND DADDY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar