Rabu, 12 November 2014

PESAN AYAH


Pesan ayah

Teringat aku tentang sebuah pesan, pesan dimana sebelum merpati itu terbang tinggi dengan bebasnya, hari itu ku putuskan untuk pergi merantau ke kota orang, pergi untuk mengejar cita-cita.
“Dunia itu keras dan jangan pernah kecewakan keluarga”,pesan ayah sebelum keberangkatan ku.

Siang dan malam terasa begitu cepat seakan tak sabar akan keberangkatanku untuk memulai kehidupan baru, kehidupan dimana jauh dari fasilitas yang selama ini  aku miliki, kehidupan dimana aku yang selama ini selalu diremehkan dan selalu dianggap anak manja, akan aku buktikan bahwa aku tak seperti yang kalian fikirkan.

Pagi itu tepat pukul 08.00 kehidupan baru ku dimulai, merpati itu terbang jauh tinggi dan terbang bebas tanpa ada satupun hambatan.

Ayah benar dunia luar tak seperti yang aku bayangkan, dunia luar itu keras!

Mencoba untuk beradaptasi dengan dunia luar. Memulai sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Mungkin itu terlihat asing bagiku, namun aku telah memilihnya dan mau tak mau aku harus menjalani kehidupan baruku, aku tak ingin mengecewakan keluarga ku yang telah memberikan kepercayaaan padaku.

Seminggu berlalu, mungkin masih bisa aku jalani. Hari terus berganti ke minggu ke bulan dan aku baru merasakan yang namanya perjuangan hidup, hidup yang benar-benar keras.

Ku raih telepon genggam ku diatas meja dan mulai mencari nama ayah dikontak telepon.

Menunggu

Masih menunggu

Menunggu ayah mengangkat telepon, hingga terdengar jawaban panggilan dari ayah.

Ayah: halo, assallamua’alikum

Aku: wa’alikum sallam

Ayah:  ada apa dek?

Terdengar isakan tangisku yang mungkin tak bisa terbendung lagi, aku terus menangis dan menangis, higga ayah mengulang prtanyaannya dan mulai bertanya.

Ayah: ada apa  dek? Mengapa kamu menangis?

Aku: ayah benar dunia luar tak seindah yang aku bayangkan, dunia luar ini ke(hikshikshiks)..ke(hikshikshiks) keras(hikshikshiks).

Ayah: (terdiam untuk beberapa saat) itu sudah jadi keputusan mu dulu, bukankah ayah dan  ibu telah mengingatkan mu untuk berfikir lagi, namun kamu tetap dengan ego mu sendiri. Jalani saja apa yang ada sekarang ini dan jangan pernah kecewakan kami yang telah memberikan kepercayaan padamu.

Aku: iyah ayah, aku janji dan aku akan buktikan jika aku mampu dengan semua ini.

Ayah: ayah yakin kamu bisa, dan ayah juga yakin kalo kamu tidak akan mengecewa kepercayaan keluarga mu. Jaga dirimu baik-baik yah.

Aku: iyah ayah, salam pada ibu, aku sayang kalian semua.

Ayah: kami juga sayang kamu, sudah sekarang kamu siap-siap berangkat kekampus( ayah memutuskan pembicaraan)

Aku: assallamu’alaikum.

Ayah: wa’alaikum sallam.

Tututut, suara telpon terputus dan setidaknya percakapan ku dan ayah dari telepon tadi bisa memberi semangat untukku. Thanks ayah dan ibu, aku janji tak akan ku kecewakan keprcayaan kalian dan akan aku buktikan jika aku mampu.


I LOVE U MOM AND DADDY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar