Kamis, 23 Oktober 2014

mawar hitam




Mawar hitam

Seperti menjilat ludah sendiri mungkin itu bisa sedikit menggabarkan dirinya yang penuh dengan kemunafikan dan kebohongan, disaat semua tak ada lagi yang mempercayai apa yang harus dilakukan?
                                                                              ***
Mengingatkanku tentang kehidupan yang kelam, kehidupan yang mungkin dianggap semuanya itu buruk dan tak ada satu pun yang mengerti jalan pikirannya.

 Dia yang tertutup yang selalu inigin sendiri, yang selalu ingin menutup rapat-rapat semua tentang dirinya. Ia tak tau pada siapa ia harus mengadu,  aku tau dia menangis, aku tau disaat hatinya sedih, aku tau semua tentang dia, tak pernah tetesan pena itu menggabarkan kebahagian, yang kurasakan tetesan pena itu selalu menggabarkan kesedihan_kesedihan yang selalu ditandakan dengan air mata. 

Aku seperti merasa jika hanya aku temannya, teman yang selalu ia  bawa kemana pun ia pergi dan apapun yang ia rasakan  selalu tetesan pena itu mengalir disetiap tubuhku.

Aku bertanya pada pena.

Aku:  bisa kah  kau  menggambarkan sedikit saja kebahagiaan bukan kau gambarkan kesedihan yang ditandai dengan air mata, kau tau dia selalu memberikan senyum palsunya pada setiap orang_aku tau dia itu bukan senyumnya karna senyumnya telah hilang  sejak saat itu yang mungkin tak bisa ia lupakan’.

Pena: (Berdiam tanpa memberi sedikitpun respon).

Hari itu hari dimana dia dapatkan senyum palsunya, senyum manisnya hilang seakan ditelan bumi, sesuatu telah terjadi. Aku bisa mendengar dan bisa merasakan apa yang telah terjadi,jerit tangis nya air matanya seakan beradu. Mawar putih suci yang selau ia lindungi, yang selalu ia rawat, hari itu menjadi mawar hitam yang penuh dengan duri-duri tajam menimbulkan luka yang selalu berbekas.

Semua menjauh, semua pergi dan semua tak  mempercayainya lagi, kepercayaan yang diberikan ternyata ia khianati, sekarang hidupnya penuh kebohongan penuh dengan kemunafikan dan kesedihan, sejauh apapun ia pergi dari masalalunya, mawar itu tak akan bisa menjadi putih suci seperti dulu lagi ia akan tetap menjadi mawar hitam  yang penuh dengan duri-duri.

Bisakah ia dapatkan kebahagian itu pena? Jangan diam, lakukanlah aku mengharapkan dia yang dulu yang tetesan penanya menggambarkan kebahagian, walaupun aku tau mawar putih suci itu tak bisa kembali namun paling tidak senyum manisnya kembali lagi dan hilang duri di mawar hitam itu.
Mawar hitam ? tanpa duri, itu akan lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar